Senin, 30 Maret 2015

Berkunjung Ke Museum Dayu Cluster Sangiran di Karanganyar

Museum Dayu merupakan salah satu cluster museum purbakala Sangiran. Museum Dayu ini satu-satunya museum purbakala yang terletak di Kabupaten Karanganyar. Tiga cluster lain terletak di Kabupaten Sragen. Museum Dayu Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Untuk menuju tempat ini cukup mudah jika Anda dari Solo. Saya ambil terminal Solo, Anda bisa kearah utara atau jalur Solo-Purwodadi sekitar 15 km kemudian sampai daerah Gondangrejo ada tulisan Museum Ndayu ke kanan 3 km.

Jalur masuk museum dayu

Lapisan kabuh museum dayu
Kemarin sabtu tanggal 21 Maret saya mengunjungi Museum Dayu yang terletak di perbatasan Karanganyar Sragen, yaitu kecamatan Gondangrejo Karanganyar dengan Kecamatan Kalijambe Sragen. Awalnya saya sekeluarga berencana pergi ke Solo, namun sekalian saja saya menuju Museum Dayu. Jalan menuju tempat tersebut cukup baik, tetapi untuk bus besar kalau berpapasan harus mengalah salah satu.
Museum Dayu
Saya sendiri, pergi dari rumah kontrakan Gemolong agak pagi, agar tak terlalu panas di jalan. Sampai sana aku kira masih sepi eh ternyata sudah lumayan ramai. Kami di tarik parkir seharga dua ribu rupiah, saya tak tahu parkirnya itu resmi atau ilegal. Untuk tiket masuk masih gratis sampai ditentukan harga tiketnya.
Area Taman Museum Dayu
Bangunannya berada di bukit, sehingga kalau ke bangunan yang lain harus turun, seperti turun ke bukit. Bangunannya terdiri dari bangunan anjungan, ruang diorama, ruang pamer, ada pula ruang bermain anak-anak dan gazebo untuk beristirahat.

Di taman bermain ini banyak anak-anak yang bermain, mereka menikmatinya, bersama saudara-saudara mereka. Orang tua mereka dengan seksama mengamati anaknya, terlihat raut muka bahagia dari orang tua tersebut. Mungkin dia bisa bahagia karena sudah mengantar anaknya ke museum Dayu ini. Mereka bisa belajar dan bermain secara gratis.

Jika lelah menggelayuti, ada gazebo. Gazebo ini juga didesain unik, terbuat dari kayu glugu dan kayu lain. Kayu glugu seratnya juga terlihat bagus. Tenang saja kayu glugu ini tidak menelusuk jari-jari Anda karena sudah di plitur dengan baik. . ANda pun bersama keluaga bisa bersandar sejenak di gazebo ini. Saya pun juga sempat menggunakan gazebo ini untuk beristirahat sejenak karena kaki agak pegal setelah berputar-putar berkeliling museum. Capek reda, saya lanjut lagi untuk mengelilingi museum.

Gazebo Museum Dayu
Saya memulai melihat anjungan  anjungan. Ruangannya adem karena ada AC nya, ada alat peraga berupa laya komputer sentuh, sayangnya beberapa sudah tak bisa dioperasikan karena sudah rusak. Mungkin perlu digaris bawahi pengawasan sangat perlu, karena kalau tidak diawasi museum yang alat-alatnya masih bagus ini bisa rusak.

Selanjutnya saya menuruni tangga menuju ruang diorama yang berisi tentang kehidupan masa lalu menurut para peneliti (sebenarnya saya ya tidak percaya). Selanjutnya menuju ruang pamer.

Ruang Diorama
Berada di ruang pamer ini ada manekin atau replikan tulang-tulang yang ditemukan ribuan tahun lalu. Ada pula tulang asli yang ditemukan didaerah tersebut. Tulang-tulang hewan banyak juga yang ditemukan, bentuknya sudah berupa batu batuan. ada pula ditemukan alat perimbas dll.

Peta Ruang Pamer

Replika hewan purba
Temuan Tulang di Cluster Sangiran
Tentang sejaran kera merupakan nenek moyang manusia memang perlu dipertanyakan lagi. Karena missing linknya hingga saat ini masih dipertanyakan.

Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba blog cagar budaya Jawa Tengah. Mengenai artikel terkait tentang wisata cagar budaya bisa membuka label wisata budaya

Tunggu tulisan selanjutnya dari saya selamat menikmati


Lanjut membaca →

Senin, 23 Maret 2015

Resensi Buku Generasi 90an

Judul : Generasi 90 an

Pengarang : Marchella fp

Penerbit : Gramedia Jakarta

Cet 1 : Januari 2013

Cet 4 : Juli 2013

Isbn: 978 979 91 2535 6

buku generasi 90an

Generasi 90-an adalah orang yang tahun 90-an masih SD, SMP, dan SMA. Buku ini membahas hal-hal yang menghibur di era 90 an. Khususnya music, tontonan, mainan, tren, jajanan, bacaan dll. Buku ini ditujukan kepada generasi 90-an yang ada di Indonesia.

Pengarangnya, Marchella, merupakan lulusan desain komunikasi visual, suka menggambar dan mendesain. Menceritakan hal hal yang ada di tahun 90 an. Buku ini terinspirasi dari beberapa sumber diantaranya adalah hasil kumpulan memori generasi 90an di Twitter, menyebar kuisiner , diskusi, dan berbagai sumber.

Tahun 90-an hanya ada beberapa stasiun Tv yang tayang, dan mestinya TVRI masih eksis. Saya sendiri masih ingat hanya stasiun tv RCTI, indosiar, SCTV dan Antv dari stasiun swasta. Sayang seribu sayang ditempatku hanya nyantol yang Indosiar. Mau nonton acara TV yang lain harus ke tetangga dulu. Nah itu cerita dari saya, balik lagi ke buku ya. Menurut mbak Marchella ini ada beberapa tayangan TV yang ngetren di tahun 90-an. Apa saja itu? Ada Jin dan Jun, Wiro sableng, Tuyul dan Mbak Yul, Tersanjung dan masih banyak lagi.

Hari minggu siap-siap di hadapan tv dari pagi sampai siang mantengin acara kartun. Apa saja kartun yang eksis di taun-90an? Doraemon. Doraemon sampai sekarang masih eksis jua.

Kartun Dragon ball nah ini aku juga suka, suka galau kalau ketinggalan satu episode. Kartun dragon ball ini , di mulai sejak aku TK dan berakhir saat saya SMA, wuidih lama juga ya. Dragon ball merupakan kisah Sungoku yang mengumpulkan bola naga. Ceritanya meliputi dari Goku kecil sampai punya cucu. Sekarang pun masih ada dragon ball versi baru. Tonton yuk di indosiar setiap hari minggu hehe.

Ada pula Sailormoon, Remi, Sain seiya dll. Masih ingat juga pas saya waktu SD suka ada gambar kartun yang isinya kartun dari nomor 1 sampai 40-an nanti buat mainan gede-gedean angka.

Untuk aktor yang booming taun 90-an ada banyak yaitu Adam Jordan, Sahrul Gunawan, Anjasmara, Ari wWbowo, sedangkan, aktrisnya yaitu Bella Sapira, Maudy kusnadi,, Lulu Tobing, Desi Ratnasari dll.

Acara TV yang terkenal diantaranya yaitu Tersanjung, Simanis Jembatan Ancol (kalau dulu di daerahku ada plesetannya simanis jembatan ambrol wkwkkw). Ada juga Si Doel Anak Sekolah, Keluarga Cemara.

Kuis apa yang terkenal pada masa 90-an yaitu Apa Ini Apa Itu yang dipandu Jefry, Kuis Apaan tuh ala dangdut di isi oleh Jaja Miharja, Kuis Tok Tok Wow pengisi Taufik Savalas, Kuis Kata Berkaitoleh Soni. Dan masih banyak lagi hal hal yang nyangkut tentang 90-an yang tak isa dijelaskan panjang lebar, Untuk lebih jelasnya silakan baca bukunya sendiri ya.

Buku ini di kemas dengan berbagai gambar ilustrasi, seperti coret-coretan tangan, dengan tulisan tangan penulis yang apik, bahasanya pun tidak menggurui, luwes, jadi penulis seperi sahabat sendiri yang menceritakan kembali kenangan 90-an.

Untk kekurangannya mungkin masih banyak yang tertinggal dari cerita 90an, di beberapa daerah mungkin saja belum terjangkau dengan tv pada saat itu jadi banyak yang bernostalgia dengan dolanan tradisional. Nah dolanan tradisionalnya mungkin masih kurang.

Walaupun begitu tetap bisa dinikmati buku ini.


Lanjut membaca →

Alun-alun Ngawi : Bersepeda Keliling Alun-alun Terbesar di Jatim

Hari Ahad dua pekan yang lalu saya pulang kampung ke kampung halaman di Ngawi. Ngawi merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Sragen, Jawa Tengah. Ngawi Memiliki obyek wisata yang cukup banyak, disini saya akan menyebutkan satu dari yang banyak itu, yaitu Alun-alun Ngawi.

Bersepeda di alun-alun Ngawi
Alun-alun Ngawi merupakan Alun-alun yang terbesar di Jawa Timur. Alun-alun Ngawi terdiri dari beberapa Alun-alun. Setiap hari ahad atau Minggu akses jalan disekitar alun-alun ditutup untuk umum karena ada CFD. CFD merupakan car free day hanya pejalan kaki dan sepeda onthel yang bisa melintasi jalan di sekitar alun-alun Ngawi. Sebenarnya CFD tak hanya di Ngawi saja beberapa kota memang ada CFD nya. Jika di bandingkan dengan CFD di Solo, CFD Solo masih lebih ramai dibanding di Ngawi.

Alun-alun Ngawi

Pagi itu, suami saya mengajak untuk jalan-jalan naik sepeda. Saya memakai sepeda ibu saya, sedangkan suami saya naik sepeda adiknya. Kami mulai mengayuh sepeda. Cukup capai juga karena jarak rumah kami dengan alun-alun cukup menguras keringat.

Beberapa menit kemudian kami sampai di Alun-alun Ngawi. Banyak orang seperti kami yang naik sepeda, tapi ada juga yang jalan kaki. Disana ada acara senam juga, tapi saya tidak ikut. Selesai mengitari alun-alun, kami mampir ke rumah Simbah tak jauh dari alun-alun.

Pulang dari rumah eyang, kami melewati alun-alun lagi dengan jalur yang berbeda dengan tadi. Di alun-alun ini juga terdapat wifi gratis lho. Jadi yang ingin wifi gratis bisa juga datang ke sini. Enaknya disini disediakan tempat duduk yang nyaman untuk ber wifi an. Di sebelah kanan dari alun-alun berderet penjual kaki lima, jika lapar bisa mampir disini.

Saya berhenti sejenak dengan suami saya untuk melepas lelah, duduk sebentar lalu kami bersepda lagi. Capai sih iya, tapi juga menyehatkan. Ayo naik sepeda
Lanjut membaca →
Developed by Suciana | Designed By Templateism | Seo Blogger Templates