Museum Dayu merupakan salah satu cluster museum purbakala Sangiran. Museum Dayu ini satu-satunya museum purbakala yang terletak di Kabupaten Karanganyar. Tiga cluster lain terletak di Kabupaten Sragen. Museum Dayu Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Untuk menuju tempat ini cukup mudah jika Anda dari Solo. Saya ambil terminal Solo, Anda bisa kearah utara atau jalur Solo-Purwodadi sekitar 15 km kemudian sampai daerah Gondangrejo ada tulisan Museum Ndayu ke kanan 3 km.
Jalur masuk museum dayu |
Lapisan kabuh museum dayu |
Kemarin sabtu tanggal 21 Maret saya mengunjungi Museum Dayu yang terletak di perbatasan Karanganyar Sragen, yaitu kecamatan Gondangrejo Karanganyar dengan Kecamatan Kalijambe Sragen. Awalnya saya sekeluarga berencana pergi ke Solo, namun sekalian saja saya menuju Museum Dayu. Jalan menuju tempat tersebut cukup baik, tetapi untuk bus besar kalau berpapasan harus mengalah salah satu.
Museum Dayu |
Saya sendiri, pergi dari rumah kontrakan Gemolong agak pagi, agar tak terlalu panas di jalan. Sampai sana aku kira masih sepi eh ternyata sudah lumayan ramai. Kami di tarik parkir seharga dua ribu rupiah, saya tak tahu parkirnya itu resmi atau ilegal. Untuk tiket masuk masih gratis sampai ditentukan harga tiketnya.
Area Taman Museum Dayu |
Bangunannya berada di bukit, sehingga kalau ke bangunan yang lain harus turun, seperti turun ke bukit. Bangunannya terdiri dari bangunan anjungan, ruang diorama, ruang pamer, ada pula ruang bermain anak-anak dan gazebo untuk beristirahat.
Di taman bermain ini banyak anak-anak yang bermain, mereka menikmatinya, bersama saudara-saudara mereka. Orang tua mereka dengan seksama mengamati anaknya, terlihat raut muka bahagia dari orang tua tersebut. Mungkin dia bisa bahagia karena sudah mengantar anaknya ke museum Dayu ini. Mereka bisa belajar dan bermain secara gratis.
Jika lelah menggelayuti, ada gazebo. Gazebo ini juga didesain unik, terbuat dari kayu glugu dan kayu lain. Kayu glugu seratnya juga terlihat bagus. Tenang saja kayu glugu ini tidak menelusuk jari-jari Anda karena sudah di plitur dengan baik. . ANda pun bersama keluaga bisa bersandar sejenak di gazebo ini. Saya pun juga sempat menggunakan gazebo ini untuk beristirahat sejenak karena kaki agak pegal setelah berputar-putar berkeliling museum. Capek reda, saya lanjut lagi untuk mengelilingi museum.
Di taman bermain ini banyak anak-anak yang bermain, mereka menikmatinya, bersama saudara-saudara mereka. Orang tua mereka dengan seksama mengamati anaknya, terlihat raut muka bahagia dari orang tua tersebut. Mungkin dia bisa bahagia karena sudah mengantar anaknya ke museum Dayu ini. Mereka bisa belajar dan bermain secara gratis.
Jika lelah menggelayuti, ada gazebo. Gazebo ini juga didesain unik, terbuat dari kayu glugu dan kayu lain. Kayu glugu seratnya juga terlihat bagus. Tenang saja kayu glugu ini tidak menelusuk jari-jari Anda karena sudah di plitur dengan baik. . ANda pun bersama keluaga bisa bersandar sejenak di gazebo ini. Saya pun juga sempat menggunakan gazebo ini untuk beristirahat sejenak karena kaki agak pegal setelah berputar-putar berkeliling museum. Capek reda, saya lanjut lagi untuk mengelilingi museum.
Gazebo Museum Dayu |
Saya memulai melihat anjungan anjungan. Ruangannya adem karena ada AC nya, ada alat peraga berupa laya komputer sentuh, sayangnya beberapa sudah tak bisa dioperasikan karena sudah rusak. Mungkin perlu digaris bawahi pengawasan sangat perlu, karena kalau tidak diawasi museum yang alat-alatnya masih bagus ini bisa rusak.
Selanjutnya saya menuruni tangga menuju ruang diorama yang berisi tentang kehidupan masa lalu menurut para peneliti (sebenarnya saya ya tidak percaya). Selanjutnya menuju ruang pamer.
Ruang Diorama |
Berada di ruang pamer ini ada manekin atau replikan tulang-tulang yang ditemukan ribuan tahun lalu. Ada pula tulang asli yang ditemukan didaerah tersebut. Tulang-tulang hewan banyak juga yang ditemukan, bentuknya sudah berupa batu batuan. ada pula ditemukan alat perimbas dll.
Peta Ruang Pamer |
Replika hewan purba |
Temuan Tulang di Cluster Sangiran |
Tentang sejaran kera merupakan nenek moyang manusia memang perlu dipertanyakan lagi. Karena missing linknya hingga saat ini masih dipertanyakan.
Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba blog cagar budaya Jawa Tengah. Mengenai artikel terkait tentang wisata cagar budaya bisa membuka label wisata budaya
Tunggu tulisan selanjutnya dari saya selamat menikmati
Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba blog cagar budaya Jawa Tengah. Mengenai artikel terkait tentang wisata cagar budaya bisa membuka label wisata budaya
Tunggu tulisan selanjutnya dari saya selamat menikmati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar